Komang Ayu Cahya Dewi resmi meninggalkan pelatnas PBSI pada Kamis, 4 September 2025. Keputusan ini diambil sang pemain untuk melanjutkan karier sebagai pebulutangkis profesional secara mandiri. PBSI mengonfirmasi kepergian Komang Ayu dan menyampaikan apresiasi atas dedikasinya selama berada di bawah binaan pelatnas sejak 2020. Ia kini akan menempuh jalan baru sebagai pemain independen.
Baca juga: Masa Depan Luca Marini: Honda Konfirmasi Kontrak Baru untuk MotoGP 2026
Komang Ayu Tinggalkan Pelatnas, Pilih Jalur Independen
Bulutangkis Indonesia kembali mencatat perubahan dalam skuad nasional. Komang Ayu Cahya Dewi, salah satu tunggal putri muda berpotensi, memutuskan mundur dari pelatnas PBSI. Dalam pernyataan resminya, PBSI menyatakan bahwa Komang akan melanjutkan kariernya sebagai pemain independen.
“Komang Ayu Cahya Dewi mundur dari pelatnas PBSI. Komang akan melanjutkan perjalanan kariernya sebagai pemain independen. PBSI mengucapkan terima kasih atas dedikasi Komang selama berada di pelatnas dan mendoakan yang terbaik untuk perjalanan berikutnya,” demikian pernyataan resmi PBSI yang dirilis pada 4 September 2025.
Keputusan ini menandai babak baru dalam karier Komang Ayu Cahya Dewi yang sebelumnya menjadi bagian dari program pembinaan elit PBSI selama lima tahun terakhir.
Perjalanan Karier di Pelatnas: Prestasi dan Tantangan
Komang Ayu Cahya Dewi bergabung dengan pelatnas PBSI sejak tahun 2020, setelah menunjukkan potensi besar sebagai jebolan akademi PB Djarum. Selama berada di pelatnas, ia berhasil mengukir sejumlah prestasi yang patut diperhitungkan, meski belum konsisten menembus level tertinggi.
Salah satu pencapaian terbaiknya terjadi pada Februari 2025, saat ia mencapai final Thailand Masters 2025 (BWF World Tour Super 300). Sayangnya, ia harus puas sebagai runner-up setelah dikalahkan oleh Pornpawee Chochuwong dari Thailand.
Di level turnamen yang lebih rendah, Komang Ayu menunjukkan performa yang cukup stabil. Ia empat kali naik podium di turnamen kategori International Series, termasuk sukses menjadi juara di Nantes International 2023. Ia juga menyumbang medali perunggu bagi Indonesia di SEA Games 2023 yang digelar di Kamboja.
Baca juga: Carlos Sainz Dituding Rusak Peluang Liam Lawson di GP Belanda 2025
Tak hanya di nomor perseorangan, Komang juga aktif dalam kompetisi beregu. Ia turut andil dalam keberhasilan tim Indonesia meraih gelar juara pada Asia Mixed Team Championships 2025. Di ajang beregu putri, ia membantu tim Uber Indonesia meraih posisi runner-up pada Uber Cup 2024, serta medali perunggu di SEA Games 2023 dan peringkat tiga di Asian Team Championships 2024.
Performa Menurun di Tengah Keputusan Berat
Meski memiliki sejumlah torehan positif, tahun 2025 menjadi periode yang menantang bagi Komang Ayu. Setelah sukses di Thailand Masters, performanya justru menurun drastis di sejumlah turnamen besar.
Ia tercatat tersingkir di babak pertama pada beberapa turnamen BWF World Tour, seperti Indonesia Masters, German Open, Orleans Masters, Taipei Open, Thailand Open, Indonesia Open, dan Macau Open. Pencapaian terbaiknya hanya sampai babak 16 besar di Badminton Asia Championships pada April 2025.
Konsistensi yang belum stabil, ditambah persaingan ketat di tim tunggal putri pelatnas, diduga menjadi salah satu faktor di balik keputusannya untuk mundur. Dengan memilih jalur independen, Komang Ayu berharap bisa memiliki kendali lebih besar atas program latihan, jadwal pertandingan, dan pengembangan karier secara keseluruhan.
Masa Depan Komang Ayu Cahya Dewi di Jalur Profesional
Keputusan mundur dari pelatnas bukan akhir dari perjalanan Komang Ayu Cahya Dewi, melainkan awal dari petualangan baru. Sebagai pemain independen, ia akan mengatur sendiri sponsor, pelatih, dan strategi kompetisi—langkah yang diambil beberapa pebulutangkis senior Indonesia seperti Jonatan Christie dan Gregoria Mariska sebelumnya.
Langkah ini membuka peluang bagi Komang untuk membangun merek pribadi, menjalin kerja sama dengan sponsor, serta memilih turnamen yang sesuai dengan kondisi dan target pribadinya. Namun, tantangan besar juga menanti, terutama dalam hal dukungan teknis, finansial, dan logistik yang sebelumnya disediakan oleh PBSI.
Penutup:
Komang Ayu Cahya Dewi resmi hengkang dari pelatnas PBSI untuk menempuh karier sebagai pebulutangkis profesional mandiri. Meski belum mencapai puncak prestasi, kontribusinya selama lima tahun di pelatnas tetap dihargai. Masa depannya kini berada di tangan sendiri, dan keputusan ini bisa menjadi katalis untuk berkembang lebih leluasa. Semoga langkah Komang Ayu Cahya Dewi ke depan membawa hasil yang lebih baik, baik bagi dirinya maupun bagi dunia bulutangkis Indonesia.